Jumat, 18 Juni 2010

Kerjasama Pengelolaan Museum Kars Wonogiri Ditandatangani


Setahun setelah peresmiannya, pada Rabu (2/6) lalu, kerjasama pengelolaan Museum Kars Wonogiri ditandatangani bersama oleh Badan Geologi Kementerian ESDM, Pemprov Jateng dan Pemkab Wonogiri. Naskah kerjasama tersebut ditandatangani oleh Danaryanto, Kepala Pusat Lingkungan Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM, Teguh Dwi Paryono, Kepala Dinas ESDM Jateng, dan Pranoto, Kepala Bappeda Wonogiri, serta turut disaksikan Kepala Badan Geologi, R.Sukhyar dan Kepala Bakorwil II Jateng Amat Antono.

“Keberadaan Museum Kars di Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri dinilai merupakan museum terbesar dan terunik di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara,” ujar Kepala Badan Geologi , R.Sukhyar, dalam sambutannya.

Di Indonesia saat ini terdapat tiga Museum Kars. Namun, menurut R. Sukhyar, Museum Kars di Wonogiri inilah yang menggambarkan keseluruhan kondisi di Indonesia. “Dua museum lainnya lebih bermaterikan kondisi lokal,” ungkapnya.

R. Sukhyar menambahkan, Museum Kars Wonogiri sangat unik sehingga butuh kontribusi bersama untuk melestarikannya. Pembangunan museum ini bertujuan menyediakan informasi tentang kawasan kars untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, wisata edukatif, konservasi dan pemberdayaan masyarakat.

Museum Kars Wonogiri diresmikan 30 Juni 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Museum tersebut terletak di lembah perbukitan kars, pegunungan Sewu, Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Pembangunan museum yang memiliki luas bangunan 3000 m2 ini merupakan hasil kesepakatan bersama antara Badan Geologi, Departemen ESDM, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Wonogiri.

Museum Kars Indonesia memiliki posisi strategis dan unik. Berada di jalur lintas selatan, museum ini dikelilingi beberapa situs gua dan luweng. Beberapa gua dan luweng tersebut adalah Gua Tembus, Gua Sodong, Gua Potro-Bunder, Luweng Sapen, Gua Gilap, Gua Mrica dan Gua Sonya Ruri. Gua Potro-Bunder mempunyai bentukan stalaktit dan stalakmit dengan kristal kalsit yang khas. Luweng Sapen merupakan gua vertikal dengan sungai bawah tanah di dasarnya yang telah diturap untuk memenuhi tiga dusun di desa Gebangharjo. (KO)


Sumber :
http://www.esdm.go.id/berita/geologi/42-geologi/3452-kerjasama-pengelolaan-museum-kars-wonogiri-ditandatangani.html
19 Juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar