WADUK GAJAH MUNGKUR
Waduk Gajah Mungkur terletak kurang lebih 2,5 kilo meter arah selatan kota Wonogiri. Panorama alam yang asri, indah dan sejuk dengan fasilitas Rumah Makan Apung, Keramba, Hotel, Rumah Makan Special Ikan Bakar sangat tepat sebagai pelepas lelah dan tempat istiharat yang nyaman bagi keluarga.
Disetiap bulan-bulan tertentu di Obyek wisata Gajah Mungkur sering diadakan event-event wisata ritual dan olah raga antara lain :
- Bulan Muharam/Suro : Jamasan Pusaka Mangkunegaran
- Bulan Syawal : Syawalan ketupat, panggung hiburan dan pentas seni budaya Reog, Tari Kethek Ogleng, Campursari dan Orkes Dangdut.
PANTAI SEMBUKAN
Kabupaten Wonogiri merupakan satu-satunya Kabupaten/kota di wilayah Surakarta yang memiliki pantai.
Pantai Nampu dan Sembukan terletak di Kecamatan Paranggupito kurang lebih 40 Km arah selatan Kota Wonogiri.
Pantai Sembukan terkenal sebagai pantai ritual yang ramai dikunjungi orang untuk bermeditasi dan ngalab berkah.
Pantai Nampu sangat elok dan alami dengan hamparan pasir putih dan pantai yang sangat panjang cocok untuk rekreasi keluarga dengan minuman kas air kelapa muda. Disamping pantai Nampu juga tidak kalah eloknya adalah pantai sembukan yang jaraknya dari Kantor Kecamatan Parnggupito kurang lebih berjarak 3,5 km, juga pada waktu-waktu tertentu diadakan acara larung yang juga dilanjutkan dengan acara wayangan. Jika ingin berwisata di pantai sembukan jangan lupa membawa kail karena disana banyak orang yang mengail mencari ikan sambil menikmati indahnya pemandangan alam laut yang menawan.
PANTAI NAMPU
Kabupaten Wonogiri merupakan satu-satunya kabupaten/kota di wilayah Surakarta yang memiliki pantai.
Pantai Nampu dan Sembukan terletak di Kecamatan Paranggupito kurang lebih 40 Km arah selatan Kota Wonogiri.
Pantai Sembukan terkenal sebagai pantai ritual yang ramai dikunjungi orang untuk bermeditasi dan ngalab berkah.
Pantai Nampu sangat elok dan alami dengan hamparan pasir putih dan pantai yang sangat panjang cocok untuk rekreasi keluarga dengan minuman kas air kelapa muda
KHAYANGAN
Wonogiri kaya akan wisata ritual, karena menurut sejarahnya wonogiri didirikan oleh RM. Said (Pangeran Sambernyowo/Mangkunegoro I)
Salah satu petilasan RM.Said adalah Dlepih/Khayangan yang terletak di Kecamatan Tirtomoyo kurang lebih 25 Km arak ke selatan Kota Wonogiri, sebagai wisata ritual banyak dikunjungi orang untuk meditasi dan ngalab berkah pada malam Selasa Kliwon dan Jum’at Kliwon.
Wisata Ritual lainnya adalah :
- Pemakaman Gunung Giri
- Tempat Pusaka Mangkunegaran
- Sendang Siwani
Banyak keindahan alam yang dimiliki Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri. Selain terkenal dengan wisata spiritual Kahyangan, berbagai potensi ekonomi banyak ditemukan di kecamatan ini. Kecamatan Tirtomoyo menjadi salah satu wilayah berpotensi di Wonogiri. Keadaan alam yang dikelilingi bukit tersebut seakan-akan terbelah menjadi dua. Hal ini karena di tengah-tengah wilayah seluas 9. 301.08 hektare (ha) itu mengalir Sungai Wiroko. Sungai terbesar di daerah tersebut dan menjadi sungai penghidupan masyarakat. Potensi kerajinan yang cukup banyak di wilayah ini menjadi salah satu potensi yang perlu digarap. Keberadaan obyek wisata spiritual Kahyangan, menambah kekayaan potensi di kecamatan ini. Lokasi tersebut selalu disinggahi oleh petinggi daerah dan setiap Bulan Sura digelar wayang kulit semalam suntuk. Guna menarik wisatawan, pengelola obyek wisata di Bulan Sura membuat obor sepanjang jalan masuk.
Menurut penuturan beberapa warga stempat, lokasi wisata Kahyangan merupakan tempat bertapa Panembahan Senapati, salah satu leluhur Kerajaan Mataram. Bahkan, menurut kepercayaan masyarakat, air di lokasi tersebut membawa berkah dan menjadi sumber kecantikan atau awet muda saat dibasuhkan ke muka. Lokasi wisata tersebut, boleh dibilang belum optimal difungsikan. Belum banyak wisatawan yang mampir ke lokasi tersebut. Bagi masyarakat sekitar Surakarta, Kahyangan sudah sangat terkenal. Untuk mendukung promosi, pihak Dinas Perhubungan, Pariwisata, Seni dan Budaya (DPPSB) setempat telah membuat papan penunjuk lokasi tersebut. Selain itu, leaflet yang dicetak oleh DPPSB, lokasi wisata Kahyangan juga termasuk salah satu obyek wisata andalan Wonogiri. Menurut rencana, tujuh desa di daerah selatan Sungai Wiroko akan dikembangkan menjadi daerah sentra tanaman perkebunan dan buah-buahan. Tujuh desa itu adalah desa Sukoharjo, Dlepih, Wiroko, Hargosari, Hargorejo dan Genengharjo serta Girirejo. Tarjo berharap jika masyarakat sudah mengubah pola tanam, maka tanamannya tidak melulu palawija. ”Wisatawan yang datang bisa langsung membawa oleh-oleh buah-buahan, seperti daerah wisata daerah lain.” Menuju lokasi Kahyangan tidak terlalu sulit.
Jalur transportasi pedesaan sudah berjalan dan di Tirtomoyo juga terdapat angkutan umum pada malam hari.Potensi lain yang cukup mengangkat daerah Tirtomoyo menjadi daerah subur adalah industri batik tulis dan industri genteng di sekitar Sungai Wiroko. Dua industri tersebut, mampu mengurangi angka pengangguran. Untuk industri rumah tangga, batik tulis Wonogiren menyerap tenaga kerja mencapai 250 orang, sedangkan industri genteng sekitar 200-an tenaga. Industri batik tulis, di daerah Ngarjosari hingga saat ini masih dilestarikan karena turun temurun.
HUTAN KETHU
Obyek Wisata Alas Kethu terletak ditengah-tengah jantung Kota Wonogiri dengan panorama hutan jati, mahoni dan kayu putih seluas kurang lebih 40 Ha sebagai Rencana Pengembangan Wisata Pelangi Dunia.
Alas Kethu sangat cocok untuk shoting pembuatan film dan sinetron laga, karena dekat dengan keraton Surakarta dan Mangkunegaran.
AIR TERJUN SETREN
Air Terjun Setren merupakan obyek wisata pilihan yang tidak kalah menariknya dengan Air Terjun Tawangmangu, terletak di Kecamatan Slogohimo kurang lebih 30 Km arah timur Kota Wonogiri menuju Ponorogo (Jawa Timur). Pemandangan yang masih alami dengan panorama perbukitan dan air terjun, agrowisata sangat tepat untuk wisata kalangan muda-mudi dan para pecinta alam.
Kecamatan Slogohimo merupakan salah satu kecamatan andalan penghasil pendapatan asli daerah (PAD) Wonogiri. Apalagi jika ditilik dari letak geografis, maka wilayah Slogohimo menjadi daerah persimpangan yang cukup ramai. Jika ke timur, akan menuju wilayah Kecamatan Purwantoro yang menjadi daerah perbatasan dengan wilayah Jawa Timur, sementara jika ke selatan akan menembus wilayah Jawa Timur pula.
Potensi alam pegunungan menjadi salah satu sumber penghasil devisa domestik, yakni air terjun Girimanik yang berada di Desa Setren. Daerah ini bisa dikatakan menyerupai daerah Tawangmangu, Karanganyar, cuma daerah Setren belum begitu dikenal oleh masyarakat luas.
Namun jika ditilik dari kondisi alam, keindahan dan kesejukannya sama dengan wilayah Tawangmangu yang dingin. Oleh karena itu, sejak tahun 2000, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri mencoba mengembangkan wisata alam pegunungan air terjun Girimanik.
Camat Slogohimo, Soemarjo, mengatakan kekayaan alam pegunungan menjadi salah satu andalan daerah Slogohimo. Bahkan, Pemkab Wonogiri juga menaruh harapan besar dari daerah pegunungan Girimanik.
Alasannya, daerah pegunungan Girimanik jika dikembangkan secara maksimal akan mampu menghasilkan pendapatan asli daerah. Di pegunungan Girimanik juga terdapat wisata spiritual, sehingga di wilayah Wonogiri wisata spiritual bisa dijumpai di Kecamatan Tirtomoyo, Paranggupito dan Slogohimo. “Girimanik menyimpan potensi pariwisata yang bisa menjadi andalan Kabupaten Wonogiri untuk pemasukan PAD,” jelasnya.
Di wisata alam Girimanik terdapat tiga air terjun, yakni air terjun Manikmoyo, air terjun Condromoyo, dan air terjun Tejomoyo. Daya tarik fisik berupa pemandangan alam pegunungan yang asri dan alami, menjadikan air terjun tersebut bisa jadi andalan pengembangan pariwisata. “Karena dilengkapi dengan Sendang Drajat dan Sendang Kanastren sehingga menjadi daya tarik tersendiri.”
Setiap tahun, di Setren dilangsungkan upacara adat susuk wangan, yakni upacara syukur dari warga Setren atas hasil bumi yang diraih. Saat upacara susuk wangan itu, pengunjung wisata bisa melihat ratusan ayam panggang yang dipersembahkan oleh para petani kepada Sang Khalik.
“Pemkab Wonogiri telah membangun jalan sepanjang 12 km, namun saat ini terkendala nota kesepahaman atau MoU antara perum Perhutani dengan Pemkab Wonogiri,” urainya.
Setiap liburan, pengunjung wisata Girimanik sudah cukup banyak. “Sementara pengelolaan ditangani pihak desa, sehingga pemasukan yang ada untuk kas desa.”
Selain itu, hutan Donoloyo yang ditumbuhi pohon jati ukuran besar menjadi salah satu potensi yang dikembangkan oleh Kecamatan Slogohimo. “Hutan tersebut merupakan petilasan zaman Kerajaan Majapahit dan setiap Kamis malam dipadati pengunjung. Bahkan saka (tiang) bangunan Keraton Solo berasal dari kayu jati Donoloyo.”
Wilayah Kecamatan Slogohimo dikenal oleh masyarakat sebagai penghasil buah durian. Durian dari Slogohimo sering dikirim ke Jakarta atau kota-kota besar lain. Terlebih buah durian dari Slogohimo memiliki kekhasan, yakni enak.
Buah durian sangat potensial dan cocok dikembangkan di wilayah Slogohimo.”Utamanya di daerah utara, masyarakat sangat banyak menanam pohon durian. Pohon durian berkembang di empat desa dengan tidak kurang 10.000-an batang ditanam oleh masyarakat,” jelasnya.
Empat desa sentral durian adalah Desa Slogohimo, Sedaya, Gunan, dan Sokoboyo.
Untuk menunjang agrobisnis, di Desa Setren juga akan dikembangkan tanaman durian. Dinas Pertanian Wonogiri telah memberikan bantuan sebanyak 400 batang bibit durian untuk dikembangkan di Setren. Selain itu, guna menunjang wisata alam dan wisata agrobisnis, masyarakat juga mulai menanam dan mengembangkan tanaman stroberi dan nilam (dilem).
Tanaman stroberi, saat ini dikembangkan oleh anggota Kelompok Tani Girimanik. ”Lahan di Girimanik memang sejuk sehingga cocok untuk dikembangkan tanaman stroberi. Sebanyak 400 batang telah dikelola Kelomtan Girimanik dengan luas lahan satu hektare. Tanaman itu dikembangkan dan dikelola oleh 10 kepala keluarga.”
Yang cukup menggembirakan justru tanaman nilam atau dilem. Tanaman untuk bahan kosmetik ini cukup produktif dan mampu membawa peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tanaman nilam sementara ini dikembangkan di empat desa dengan rata-rata pohon sebanyak 5.000 hingga 10.000 batang.
Di Desa Made dan Soco dikembangkan masing-masing 10.000 batang di lahan seluas satu hektare. Desa Klunggen mengembangkan 5.000 batang di lahan setengah hektare dan Desa Bulusari mengembangkan 11.000 batang di lahan seluas 1,1 ha. Prosesnya, tanaman yang sudah dewasa dikeringkan dan disuling. Hasil penyulingan tahun ini dihasilkan 8 kuintal bahan atau 23 kg minyak. Harga per 1 kg minyak nilam antara Rp 250.000 hingga Rp 300.000. ”Untuk pemasaran tidak kesulitan, sebab saat panen sudah ada yang menunggu. Inovasi-inovasi masyarakat itu ternyata mampu menanggulangi angka pengangguran dan kemiskinan. Dan untuk tanaman Nilam memang sangat menjanjikan.”
Selain di bidang agrobisnis, masyarakat Slogohimo juga berkecimpung dalam home industry. Di antara home industry yang sudah berkembang dan menyerap tenaga kerja adalah rotan dan jamu instan.
Untuk kerajinan rotan, pemasaran hasilnya bisa ke berbagai negara karena sistem yang dilakukan oleh pengrajin adalah menyelesaikan pesanan. Kerajinan rotan ini dikembangkan oleh 20 KK dan menjadi penghasilan oleh masyarakat Desa Tunggur. Sementara untuk kerajinan jamu instan dikembangkan di Desa Slogohimo. ”Bahan yang dimanfaatkan pengrajin dari empon-empon baik itu kunir, jahe, temulawak dan mahkota dewa. Jamu instan ini selalu ikut pameran dan sudah dijajakan di seluruh wilayah Wonogiri.”
Data Kecamatan Slogohimo
Batas wilayah:
Barat : Jatisrono
Timur : Purwantoro
Utara : Karanganyar dan Jatipurno
Selatan : Kismantoro dan Jatiroto.
Camat : Soemarjo
Luas : 6.414,7955 hektare
Jumlah desa/kelurahan : 17 buah
Jumlah penduduk : 53.014 orang
Jumlah KK : 11.106 KK
Jumlah laki-laki : 26.638 orang
Jumlah perempuan : 26.376 orang
Sumber: Kecamatan Slogohimo. - Trianto Hery Suryono
Luas panen rata-rata produksi tanaman pertanian
No. Jenis tanaman luas panen (ha) Produksi (kuintal)
1. Padi sawah 2.467 139.880
2. Jagung 3.699 169.710
3. Ubi kayu 2.710 328.590
4. Kacang tanah 1.546 15.955
Tanaman yang produktif dan produksi buah-buahan
No. Jenis buah jumlah tanaman produksi (kuintal)
1. Alpukat 695 141
2. Mangga 78.427 25.600
3. Rambutan 58.358 6.400
4. Sirsak 3.149 945
5. Durian 10.942 19.621
6. Melinjo 51.729 6.709
7. Jambu biji 1.617 404
8. Sawo 1.059 212
9. Pepaya 2.315 850
10. Pisang 30.572 5.789
Sumber: Wonogiri dalam Angka. - Trianto Hery Suryono
Sumber :
http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=4627&Itemid=1475
19 Juni 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar